Bahaya laten korupsi sudah merajai bumi pertiwi nan permai. Berjuta
rakya't menjadi imbas dari segelintir penguasa yang berkesadaran bengkok alias'
suka merampok, merampas, mencekik, bahkan menghisap hak-hak rakyatnya. Dari era
Orde Lama, Orde Baru dan era Reformasi korupsi masih menjadi penyakit yang
hingga saat ini belum ditemukan obat penawarnya. Angkanya tidak bisa ditekan bahkan semakin
merajalela.
Memberantas korupsi bukan perkara mudah, ditambah lagi bagaimana
para pemimpin bangsa yang tidak berkarakter. Rasa kecintaan, wawasan
kebangsaan, kesadaran hukum yang mereka perlihatkan di depan publik hanyalah
sandiwara belaka.
Pemberantasan korupsi merupakan tanggung jawab kita bersama. Utamanya
para akademisi, masyarakat dan kaum intelektual, hal ini diwakili generasi penerus
dan perguruan tinggi sebagai pencetak, pengkader, serta pembimbing generasi
muda. Perguruan tinggi harus bisa mentransformasikan pendidikan karakter
(model, metode dan kurikulum) yang pas untuk menginternalisasikan nilai-nilai
pendidikan karakter.
Di samping itu peran masyarakat juga sangat penting dalam penginternaisasian nilai-nilai
kearifan lokal. Karena peran lingkungan sangat mempengaruhi karakter anak
bangsa. Pendidikan karakter yang perlu di implementasikan di lembaga pendidikan
adalah karakter falsafah bangsa Indonesia
dan nilai-nilai moralitas. Empat pilar filosofi bangsa, Pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Bineka Tunggal Ika, harus terinternalisasikan dengan baik.
Mahasiswa sebagai agen perubahan harus melakukan yang terbaik untuk
bangsa. Harus berani mengatakan tidak dan siap memerangi para koruptor sejak
dini. Harus menancapkan idealisme yang kokoh sebagai benteng dan fondasi memerangi
korupsi. Melakukan segala hal dengan kecintaan baik itu dalam ranah hubungan
terhadap Tuhan, alam dan manusia. Sementara itu mahasiswa juga harus
memperbanyak membaca, mendengar, berpikir kritis, melakukan riset, dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ditemukan. Jika kesemuanya itu bisa terinternalisasi
dengan baik maka masyarakat Indonesia akan terbebas dari budaya korupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar